Selasa, 19 Juli 2011

SYAL MERAH JAMBU


“SYAL MERAH JAMBU”

Wajahnya pucat pasi..
Dengan perut yg membuncit, ia memaksakan diri berjalan menuju keluar dari pagar rumahnya. Matahari sedang tidak bersahabat, kepalanya diserang panas yg terik. ia terus berjalan, melewati rumah demi rumah. Dengan keringat yg semakin bercucuran, ia terus melangkahkan kaki meski perutnya terasa berat dengan usia 7 bulan. Hanya membawa sebuah syal berwarna merah jambu, ia tidak tau dimana kakinya akan berhenti. Orang-orang disekitar memandangnya dengan tatapan iba, melihat wajahnya yg penuh memar akibat luka dalam, rambutnya yg berantakan, bajunya yg robek-robek, mimik wajah yg ketakutan, pipi yg belum kering bekas air mata..
PEREMPUAN YANG MALANG…
Wahai laki-laki yg gagah.. Lihat.. Perempuan itulah.. yg kau perlakukan seperti binatang, yg kau anggap pembantu setelah kau jadikan halal, yg kau caci maki dengan segala keangkuhanmu, yg kau jadikan alas kaki dibawah kekuasaanmu, yg kau sejajarkan martabatnya dengan kotoran, yg kau teriakan kata-kata hina ke gendang telinganya, yg kau siksa tanpa jeda seperti nyamuk pengganggu, yg kau buang seperti sampah setelah kau tanamkan benih diperutnya.
Tidakkah kau telah merendahkan kaumnya??
Kini ia pergi.. tak sanggup lagi memakan racun yg perlahan akan membunuhnya. Sudah tidak peduli akan kehangatan seorang ayah untuk bayinya kelak. Hanya syal merah jambu bekalnya untuk menghangatkan dirinya dan benihnya. Apakah kau ingat? Syal itu hadiah pertama yg kau berikan untuknya disaat musim hujan tiba 5 tahun yg lalu, masa pacaran sungguh jauh lebih indah dari neraka yg dirasakan olehnya kini. Syal yg sangat berharga, hal teromantis dihidupnya, bahkan untuk menghapus keringatnya yg kini bercucuranpun tak kuasa ia menggunakannya. Dengan hati yg hancur, ia terus berjalan sambil mengelus perut buncitnya dan berkata “Syal ini kubawa untuk mengingatkanku, bahwa kamu adalah darahnya, nak”
Lalu Kini..
Buat apa kau Panik?? Merasa kehilangan kah kau tanpanya? Rumah yg mewah, harta yg melimpah, masih belum cukupkah mengusir kegundahanmu? Untuk apa kau bersikeras mencarinya?? Bukankah dia hanya semut kecil yg kapanpun bisa kau injak? Bukankah dia hanya tikus got yg kau beri ranjau dan racun setiap harinya? Bukankah kehadirannya hanya merusak pemandanganmu saja??
Lalu untuk apa lagi kau menginginkannya kembali?
untuk kau lemparkan cangkir saat kopi buatannya tidak manis? untuk kau siramkan air panas saat ia lupa menyemir sepatumu? untuk kau jambak rambutnya saat ia lama membukakan pintu? untuk kau lemparkan jas berbau parfume wanita lain ke mukanya saat kau pulang dengan mabuk? untuk kau cekek lehernya saat ia lama menyiapkan masakan kesukaanmu? untuk kau seret badannya saat ia tidak becus memijitmu? Untuk kau suruh diam disaat ia menangis melihatmu bermesraan dengan wanita lain?????
Tidakkah kau sadar.. Dia sungguh lemah.. Jika kau selalu menganggapnya binatang, lihatlah.. dia hanyalah seekor nyamuk yg tidak pernah berani menghisap darahmu.
Sudahlah.. jangan kau sesali kepergiannya, dia layak mencari surganya yg telah kau renggut. Dia tidak ingin terus-menerus menjadi ulat kecil yg tak berdaya, ia ingin menjadi kupu-kupu yg cantik, biarkan dia terbang..
Menyesalkah kau telah gagal menjadi seorang pemimpin???
Seandainya kau perlakukan dia seperti Tuan Puteri, ia pasti akan selalu mengenakan mahkota cantik dikepalanya, ia akan menggunakan gaun terindahnya untuk menyambutmu pulang, ia akan tersenyum anggun sambil mengusap keningmu yg berkeringat lelah, ia akan memasak makanan kesukaanmu dengan resep cintanya, ia akan menyiapkan selimut paling tebal agar kau hangat tertidur disampingnya, ia akan mendongengkan kisah ‘syal merah jambu’ agar kau bermimpi indah dalam tidurmu.
Wahai laki-laki yg gagah.. Perempuanmu itu bukan binatang, cobalah kau bercermin, maka didalam cermin itu kau akan temukan.. BINATANG yang sesungguhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar