Senin, 08 Agustus 2011

Ayahku Idolaku, Ibuku Panutanku.

Aku ingin memiliki pasangan hidup seperti ayahku. Gagah, tegas, berwibawa, bertanggung jawab, menyenangkan, dan seorang Imam yg baik. Papa~
Punggung dan Pundak ayahku adalah yg harus dimiliki pasangan hidupku kelak. Agar aku bisa bersandar nyaman seperti aku bersandar pada Papa~

Aku ingin menjadi seorang istri seperti ibuku. Lembut, baik hati, bijaksana, merangkul dan tidak pernah kehabisan kasih sayang. Mama~
Senyum ibuku adalah senyum yg harus kumiliki. Karena, itu adalah senyuman terindah seorang istri dan ibu yg baik, yg pernah aku lihat. Mama~

Aku ingin membina keluarga seperti ayah & ibuku, yg berhasil mengantarkan anak2nya mencapai dunia, dan selalu membimbing untuk menggapai Surga.

Kata Ayahku, lelaki yg tepat adalah lelaki yg bisa menjadi seorang Pemimpin. Pemimpin adalah Imam. Imam dunia dan Imam Akhirat.
Kata Ibuku, wanita yg baik adalah wanita yg bisa menjadi makmum. Makmum dibawah kaki suami dan makmum diatas sajadah.

Aku ingin seperti mereka, aku harus seperti mereka. Seperti ayah dan ibuku.
Aku akan.. InshaAllah.

Surat untuk kamu.. Jodohku ~ Hai!

Hai jodoh.. kamu tau ga, aku udah cape ketemu orang yg salah terus selama ini.. kamu dimana? Jangan sembunyi terus, kamu ga mau kan aku direbut sama yang lain?
Jodoh.. aku rasa kamu cuma lagi main petak umpet. Tunggu ya, aku pasti menemukanmu.
Tapi.. kalau kamu ga mau muncul juga, boleh ga aku minta sama Tuhan untuk mengganti jodoh yg lain?

Jodoh.. kalau pada akhirnya nanti kita ketemu, aku harap kamu jauh lebih baik dari mantan-mantanku sebelumnya. Aku harap, aku adalah satu-satunya yg ada dihati km, tidak ada yg kedua, ketiga... keseribu.
Aku harap, kamu adalah seseorang yg sangat romantis. Selalu mengalunkan keindahan dalam bentuk apapun untuk mengundang senyumku :)
Jodoh.. pokoknya, kalau nanti kita ketemu, aku ingin kamu langsung melamarku. Aku sudah bosan pacaran.

Ah jodoh.. berapa orang lagi yg harus jadi pacarku sampai aku bisa ketemu kamu?

Tolong akhiri kisah cintaku yg sudah sangat melelahkan ini..

Jodoh.. Bukan tidak ingin datang, dia hanya terlambat ~
Jodoh.. Akhir dari ribuan cerita ~ 

Minggu, 07 Agustus 2011

Lamunan Terindahku ~

Lamunan terindahku adalah membayangkan nama lengkapku disebut saat km mengalunkan akad.

Lamunan terindahku adalah membayangkan kita sedang bertengkar memperebutkan guling diranjang yg sama.

Lamunan terindahku adalah membayangkan km memanggilku, “istrikuuu siniiii”

Lamunan terindahku adalah membayangkan km selalu memegang perut buncitku ketika aku berat membawanya dlm langkah kaki.

Lamunan terindahku adalah membayangkan kita sedang minum teh bersama sambil berdiskusi tentang nama anak kita.

Lamunan terindahku adalah membayangkan aku terkapar diruang bersalin dan km sedang jingkrak-jingkrak sambil teriak, "aku jadi ayah!"

Lamunan terindahku adalah membayangkan km sedang mengganti popok anak kita dengan penuh semangat.

Lamunan terindahku adalah membayangkan km sibuk membelikan baju putri cinderella untuk anak kita yg cantik.

Lamunan terindahku adalah membayangkan km selalu menganggapku cantik meski badanku sudah melebar.

Lamunan terindahku adalah membayangkan kita masih bergandengan tangan saat rambut sudah memutih.

Seperti itulah lamunanku..
Indah.. Karna tokoh utamanya adalah Kamu ~

Kamis, 21 Juli 2011

Ternyata SELINGKUH...

Aku menemukannya, tepat! Ternyata selingkuh mempertemukan aku dengan impianku. Bukan kamu ~ 
antara AKU, KAMU dan DIA.

Celah hatiku berbisik, "masih maukah kamu menancapkan panah padaku?", hanya TIDAK yg kujawab. Diantara semua keindahan yg menyetubuhi rasaku, AKU mencintai KAMU, kekasihku.
Dengan mata berbinar dan hati tersenyum, bibirku berucap, "aku memuja setia"
Sejauh perjalanan panjang yg mengitari lika-liku langkahku denganmu, berharga. Harta yg melebihi keindahan.

Entah apa yg membangkitkan celahku, seseorang itu yg memamerkan sinarnya, DIA. Dihadapanku mengalirkan denyut yg ajaib, tidak kalah dengan bintang yg jatuh ke bumi. Aku tertancap! Panah bisunya mampu menyeruakkan celahku.
Langkah kakiku berbelok, mencari arahnya, bukan arahmu, LAGI.

Aku mengintip kedalam hatiku, kulihat celah itu semakin nakal, dia terisi. Menolaknya seperti mengembalikan air hujan ke langit. Tidak bisa.
Ratusan hari yg telah kubeli dengannya, menyadarkanku.. kufikir hati ini sudah dipenuhi oleh Kamu, ternyata belum. Dia... menyempurnakannya.
Senja menghampiri, redup dan menuju gelap, tanpa jeda dia melemparkan senyumnya dan menarik anganku kedalam angannya. Keheningan memupuk hati untuk menyambut hangat cahayanya.

Kisah tersembunyi yg akan tercium harum busuknya, dan Kamu pun...... menciumnya. Mata polosmu sulit kucaci dengan kebohongan, seakan memelas kejujuran. Dengan keberontakan hati, kukatakan, "aku masih SETIA"

Kesetiaan yg tidak suci. Perlahan kukemas hatiku, dan menatanya kembali dengan hati-hati. Kuperhatikan didalamnya, siapa yg bertengger?

Kamu

Dia

Masih.

Matahari terlihat malu-malu. Kamu kembali mempertanyakan tatapanku yg tak sedalam dulu, pelukanku yg tak sehangat dulu, sentuhanku yg tak selembut dulu. Lagi-lagi mata polosmu melumuri hatiku. Desah nafas kuhempas, dengan lantang kubuka kejujuran, "bersamanya melebihi kenyamanan denganmu. Bukankah kamu ingin aku bahagia? biarkan aku dengannya.. selingkuh"

Ditempat kenangan itu, tak kusangka tangan halus yg menghangatkanku selama ini mendarat di pipiku dengan dahsyat. Apakah aku salah? Jelas. Kamu membenciku? Sepantasnya.

Pengkhianat. Hanya itu yg terbentak darimu, lelaki yg kucintai selama ribuan hari. "Aku bukan pengkhianat, hanya sedikit nakal, kenapa tidak boleh selingkuh? sedikiiiit saja"

Hujan menyapu tangisku. Ternyata selingkuh bisa membalikkan cinta menjadi air mata. Berjalan seorang diri bersama butiran yg paling kubenci, rasanya sangat menyelekit ke pusaran hati. Aku telah berbagi hati... memang. Tidak perlu tau, biar tidak sakit, lebih halus bukan? seharusnya begitu. Tapi Tuhan terlalu menyayangimu.

Seketika pelukan hangat yg belum terlalu lama kukenal mendekap dengan sunyi. "Aku sudah tau". Tanpa amarah dan dampratan. DIA tidak menamparku. Dia memelukku. Dia tidak sepertimu. Kamu lihat?

Waktu tidak bertele-tele dalam menjalani detiknya. Mata polos itu hilang, entah berada dimana. Kukemasi kembali hatiku, dan kembali ku tata dengan hati-hati. Siapa yg bertengger?

Dia.

Seperti kapas hitam yg kembali menjadi putih. Kepergianmu ternyata tidak membuatku tidak lupa. Semudah itukah aku melupakanmu? Jelas Tidak. Dia yg telah merakit serpihan-serpihan hatiku dan menyempurnakannya. Dia berhasil menutup celah dan mengisi penuh hati yg terkikis. Di tempat yg penuh dengan buaian romantisme, dia melantunkan bait demi bait puisi janur kuning. Puisi yg selama ribuan hari dulu itu kutunggu dan terus kutunggu terucap dari KAMU.

Lantunan akad membuat hatiku berjingkrak. Air mata bahagia impianku itu akhirnya teralirkan di pipi wanita yg telah melahirkanku. Janji suci dihadapan Tuhan yg dilantangkan oleh DIA.. SEMPURNA.

Bersamaan dengan hari pencapaian mimpiku, surat dan setangkai mawar itu membuatku tersenyum, "Berbahagialah. Akulah yg tidak pantas untukmu. Sahabatmu yg tengah berbadan dua saat itu, perbuatanku. ~Aku, lelaki ribuan harimu"

Aku menemukannya, tepat! Ternyata selingkuh mempertemukan aku dengan impianku. Bukan kamu ~ 

Rabu, 20 Juli 2011

Rindu Terlantar


Aku terlantar ~
Ada yg menelantarkan hatiku di hutan tak berpohon.
taukah arti sepi?
tidak mau berucap tidak ada apa-apa, tapi ada apa-apa, apa-apa dengan aku? Ya.
mencari sungai kecil yg bermuara di relung, terpeleset kesekian kalinya, tidak ada keindahan didalamnya, masih.
saat itu matahari tidak ingin tersenyum, bulan menguasai. lalu kemana? terlantar ~
Menyergap kunang-kunang, tapi tak bercahaya, ah.. indah yg terbalik. aku ingin menyelamatkan rindu, yg sudah sangat terlantar, juga.
Dimana?
Tidak menyerah, pun air mata tak lelah.
leher yg tertekuk membantu tetesan jatuh ke tanah, oh.. ada kaki yg berdampingan dengan mata saat tertunduk.
Rindu terlantar adalah saat tidak bersamamu.
aku menemukanmu.

Menulis itu INDAH, saat menumpahkan setiap katanya berdasarkan alunan hati… bagiku~

Selamat Tinggal Pangeran Terindahku ~


Dia tidak memberiku kesempatan untuk menolak sebuah rasa, hingga sesuatu tak berwujud itu hadir dihatiku.
Cinta~
Aku disini..
Bersama air hujan yg meledek tangisanku. Mungkin baginya air mataku terlalu murahan. Tidak seperti airnya yg bisa menyejukkan hati seseorang.
Pedih.. seperti itulah yg dikatakan hatiku saat melantunkan nada kesedihan melalui air mata. Teriakannya pun sampai tak terdengar, tapi terasa. Sakit.. bahkan sangat sakit. Seperti menghadapi belati yg menantangku untuk berperang.
Rasanya bernafas pun sulit.
Masih kuingat ketika anak tangga yg berjumlah lebih dari banyak kunaiki satu persatu dan terus melangkah hingga lantai tertinggi dari sebuah bangunan yg ditinggali oleh sosok yg lebih dari indah bagiku. Dia menginginkan kehadiranku yg sudah meninggalkannya lebih dari itungan minggu.
Saat aku berhasil berdiri di sebuah pintu, ada sebuah dentuman bom didadaku yg sulit kuhentikan agar terjaga lebih tenang. Detakan yg sangat agresif. Kuberanikan diri untuk mengalirkan ketukan jariku dibalik pintu. Sudah lebih dari beberapa ketukan, tidak ada tanda-tanda pintu yg memelototiku dari tadi itu akan terbuka. Lalu aku berkenalan dengan sebuah kursi yg mempersilahkanku untuk duduk diatasnya. Baiklah.. aku menunggu.
Dengan kelopak mata berat, aku yg tidak bisa memejamkannya sejak gelap hingga terang itu masih terus menunggu kedatangan lelaki yg selalu memberi hatiku sarapan dengan ribuan tusuk belati, dan berbekas. Meski manisnya begitu ramai memenuhi hatiku, tapi pahitnya lebih menjuarai.
Terdengar ketukan sepatu yg menghampiri dudukku dari anak tangga. Dia berdiri dihadapanku dengan senyum tak berdosa, seketika bibir yg sudah sangat kukenal itu mendarat dikeningku. DEG! Jarum jam menghentikan detaknya. Aku luluh kembali ~
Kembali melewati detik-detik yg sangat indah diantara semua buaian kesakitan. Dengan jutaan janji yg disemaikan olehnya, aku berusaha membangkitkan rasa yg disebut percaya. Sulit.. tapi panah itu masih berpihak padanya. Saat itu.. Bukan indah lagi yg terasa dibalik dadaku, tapi dihangatkan kembali olehnya.
Ternyata janji hanyalah sebuah kristal yg bisa dipecahkan kapan saja. Dia PECAH! hingga hatiku pun dipecahkan menjadi puzzle yg kembali sulit untuk disusun, lagi. Tanpa mengakui, lelaki yg sekian lama telah terlentang dihatiku itu mengulangi hal yg paling mendamprat hatiku. Selingkuh.
Kesakitan itu merajai bagian terkecil hingga terbesar di sekujur hatiku, lagi.
Antara mempertahankan cinta dan kesakitan.
Kupu-kupu saja tidak sanggup bertahan jika sayapnya dicabik-cabik, bagaimana dia bisa terbang? Begitupun aku.
Dengan cinta yg masih berkobar dan terlalu besar jika ku ukur, aku terjatuh dari surga ke neraka. Apinya membakar hatiku tanpa abu. Tidak habis, terus terbakar. Dia kembali mengenalkan air yg sudah bersahabat denganku selama ini, air mata. Bersamaan dengan tubuhku yg akhirnya terkapar lunglai di sebuah UGD. Dia menyakitiku disaat yg tidak tepat. HANCUR.
Aku kembali melepasnya. Meski ribuan kata maaf yg diucapkannya terus-menerus mengikutiku, meski air mata yg juga dialirkannya terus dan terus memaksaku untuk tidak meninggalkan sosok indah itu, meski suaranya selalu mengucap “Tidak ada yg bisa menggantikan kamu”. Tidak. Tidak bisa lagi aku mengangguk.
Aku pergi. Jauh dan menjauh. Dengan kepedihan yg mengasuhku untuk terus beruraian air mata. Dengan fikiran yg tidak bisa menolak untuk mengingat semua kenangan yg pernah kulalui dengannya. Aku terus menangisi luka. Luka itu seperti sayatan tajam dari pecahan beling, seperti menusukkan belati yg sudah fasih diasah dan menancap hatiku ke bagian terdalam.
Hati berperang dengan logika. Meski yg disebut cinta itu hanya tertuju padanya. Tapi sebuah keharusan aku melepasnya. Melepaskan lelaki yg ku cita-citakan menjadi imam ku, demi menyelamatkan hatiku. Sungguh.. Lebih dari hancur.
Aku terkapar diatas paku tajam, tenggelam dalam tangisan.
Selamat Tinggal Pangeran Terindahku..
Pangeran terindahku ternyata seorang penyihir jahat. Kisah PUTRI TIDUR impianku berakhir dengan luka.
Menulis ini pun sambil mengingat luka itu..

Permainan berujung CINTA


Berawal dari sebuah pertemuan yg berlanjut menjadi permainan dan berakhir menjadi CINTA.
Aku mengenalnya, dia lelaki yg menyenangkan. Berkomunikasi dengannya membuatku sering tertawa, senang. Pertemuan pertamaku dengannya hanya mengobrol didalam mobil yg kuparkirkan disebuah tempat. Masih terasa asing, tapi tidak kaku, rasanya nyaman, bahkan sangat menyenangkan.
Pertemuan itu ternyata awal dari pertemuan2 selanjutnya. Waktuku tidak pernah habis utk berkomunikasi dengannya, intens, selalu dan selalu. Entah bagaimana ceritanya terjadilah sebuah permainan yg dianggap seru olehku dengannya, sampai aku menganggapnya sebuah mainan yg menyenangkan. Rasanya seperti saat aku masih kecil menemukan sebuah boneka lucu dan unik yg sangat menyenangkan sekaligus menantang untuk dimainkan.
Permainan itu bernama ’underground’. Permainan bawah tanah yg tidak diketahui oleh siapapun. Motif dari permainan ini adalah karena kami memiliki lingkungan yg sama, teman2nya adalah teman2ku, sehingga tidak boleh ada satu orangpun yg mengetahui hubungan kami apalagi pertemuan kami. Itulah perjanjian dari permainan ini. DEAL!
Permainan ini membuat aku dengannya terus dan terus melanjutkan hubungan yg entah apa disebutnya. Dekat, tapi… Entahlah.
Semakin lama permainan ini semakin seru. Rasanya aku menemukan sebuah pencerahan setelah aku berusaha melupakan ‘lelaki gagalku’ beberapa lama yg lalu. Dia datang disaat yg tepat. Saat aku membutuhkan sosok lain yg bisa menghiburku disaat sedih ketika aku harus melupakan ‘lelaki gagalku’ itu. Hidupku jadi terasa ringan, bebanku lepas. Aku merasakan sesuatu yg berbeda. Dengan sendirinya dia telah membuat aku melepaskan gumpalan beban yg ada difikiranku selama ini.
Sangat sangat sangat menyenangkan. Disaat aku ingin bertemu dengannya, dia mau meluangkan waktunya untukku. Entah apa yg kurasakan pada saat itu, yg pasti senang dan ‘free mind’. Dia lelaki yg unik, humoris, terkadang berfikiran dewasa. Tapi komunikasiku dengannya jarang sekali membahas sesuatu yg serius, hanya lelucon dan lelucon yg menyenangkan saja.
Hal yg membingungkanku adalah ketika teman2ku bertanya dengan siapa aku akan pergi, dan aku menamakan dia ‘temen gue’. Semua temanku penasaran siapa dia? tapi ini pertanyaan yg tidak seharusnya kujawab kebenarannya. ini KOMITMEN yg tidak boleh dilanggar. Dia seseorang yg nyata tapi tidak dibuat nyata. Sampai2 aku sering menghilang ala ‘ninja’ alias kabur dari teman2ku jika akan bertemu dengan dia, karena ini RAHASIA ;)
Dan hal yg sangat lucu sekaligus menyebalkan adalah ketika setiap pertemuanku dengannya selalu tidak berarah. Mau kemana kita pergi? entahlah.. karena akan sangat tidak nyaman jika bepergian ketempat yg ramai, apalagi jika sampai bertemu dengan salah satu diantara temanku atau temannya, bukan ‘underground’ lagi namanya. Lalu, kemana kita pergi? Jalan-jalan mengukur jalan, itu yg dilakukan, hahaha.. didalam mobil dan berhaha-hihi saja didalamnya sambil menghabiskan waktu. Tapi.. ini permainan yg sangat menyenangkan.
Tidak terasa sudah lebih dari 3 bulan sampai saat ini, permainan ini masih berlanjut. Tapi entah knp.. hari demi hari, dia yg kuanggap boneka lucu untuk dimainkan ternyata malah bermain-main dikepalaku. Selalu dan selalu muncul. Disaat aku hendak tidur, tiba2 dia muncul dan tersenyum di fikiranku. APA INI? hey otak.. tidak lucu! jangan bercanda, usir dia dari fikiranku, tidak boleh! Permainan ini adalah lelucon, bukan keseriusan, jadi untuk apa dia menari-nari di kepalaku?? Sudahlah.. suruh dia pergi!
Kesal sekali rasanya ketika aku tiba2 malah memikirkannya. Ingat, ini adalah permainan ‘underground’ INGAT ITU!
Tapi..
semakin hari aku malah semakin terhanyut dan menikmati saat membayangkan tentang dia. Wajahnya, kelucuannya, kesantaiannya, semuanya. Bahkan semakin lama dia semakin sering muncul difikiranku. Selalu dan selalu. Tanpa jeda. sampai seharian aku beraktivitaspun selalu ada dia difikiranku. APA MAKSUDNYA INI?
“Apakah aku …………. JATUH CINTA????”
Tidak! ini bukan hal yg seharusnya terjadi. Tidak boleh!
Dia bukan lelaki pilihanku. Dia bukan lelaki yg kuidamkan selama ini, bukan dia. Jangan! Rasa seperti ini harus bisa kutolak, aku tidak boleh sembarangan jatuh cinta. Jatuh cinta adalah hal yg sangat fatal bagiku. Tidak ada lagi didalam kamusku ‘salah jatuh cinta’ Tidak akan pernah lagi! aku sudah kapok, aku sudah terlalu seering merasakan kesakitan karena jatuh cinta yg salah. Itu tidak boleh terjadi lagi padaku. aku harus jatuh cinta pada orang yg tepat untukku. HARUS!
Tapi..
Semakin kutolak rasa ini… perasaan ini malah semakin menghantui fikiran dan hatiku. Aku terus terus terus memikirkan dan membayangkan dia, waktuku selalu habis untuk selalu ingin tau tentang apa yg sedang dia lakukan. Bahkan hal yg sangat menghantui adalah ketika aku malah memimpikan dia selama 1 minggu berturut-turut. KENAPA JADI BEGINI?? KENAPA DIA SELALU MUNCUL DI MIMPIKU?? Mungkin karena dia sangat menarik dipandanganku, sampai-sampai bisa menarik perhatianku hingga menarik hatiku.
ternyata benar.. aku memang benar-benar JATUH CINTA PADANYA.
Bukankah cupid memilah-milih saat ia memanahkan panah cintanya pada seseorang? Lalu kenapa harus dia? Seandainya aku bisa menawar, jangan kau tujukan panah ke arah lelaki itu cupid, dia bukan pilihanku!! Tapi cupid ternyata tidak mau tawar-menawar, dia tetap memanahkannya pada lelaki itu. Entah cupid yg bodoh, atau aku yg tdk mampu menahan panah yg mengarah padanya. Entahlah..
Dan..
Rasa ini pun menjadi sebuah RAHASIA.
RAHASIA KEDUA-KU.
Dia tidak boleh tau.. tidak boleh!
Entah apa alasanku yg tidak menginginkan dia tau rasa ini. Akupun tidak tau apa yg dia rasakan sebenarnya padaku, entahlah.. dan sebaiknya akupun tidak menginginkan untuk tau hal itu. Karena rasa ini akan tetap menjadi sebuah Rahasia. Biarkan saja rasa ini menjadi sebuah keindahan yg tersembunyi didalam hatiku. Biar kurasakan sendiri. Entah sampai kapan..
Yg pasti.. ceritaku dengannya adalah sebuah permainan, hanya permainan, dan akan tetap menjadi sebuah permainan.
Meskipun… “PERMAINAN BERUJUNG CINTA”